Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Joel menemukan bahwa mantan pacarnya, Clem, telah menghapus kenangan akan Joel dengan sebuah teknologi penghapus memori dari perusahaan Lacuna, Inc. Joel ingin melakukan hal serupa. Ndilalah, ketika prosedur penghapusan itu dilakukan, dalam keadaan Joel tak sadar, pikiran Joel menemukan kembali sebab mengapa ia masih mencintai Clem. Ia tak ingin menghapus kenangan akan Clem, sementara satu demi satu kenangan itu pupus.
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
===
Dalam kelaziman industri film Hollywood, dikenal istilah “premis” film: cerita dasar dari sebuah film. Premis film adalah jatidiri sang film. Ia bukanlah ungkapan bahwa film anu adalah kisah cinta. Ia bukan pula “si fulan ketemu si fulanah, lalu jatuh cinta.” Ia lebih seperti (misalnya) ini: Romeo jatuh cinta pada Juliet, tetapi keluarga mereka saling berperang. Lalu, dalam sinopsis, bolehlah disebut akhir kisah: tragis, karena salah paham, dipaksa oleh cinta terlarang, Romeo dan Juliet akhirnya mati.
Dalam kelaziman industri film pula, para guru skenario yang mumpuni akan memberitahu Anda, bahwa jika kita peras lagi, sebetulnya premis cerita memiliki unsur yang sederhana saja: siapa ingin apa, dan terhambat oleh apa?
Nah, Eternal Sunshine of The Spotless Mind adalah film yang tak lazim, dari skenario yang nyeleneh, difilmkan oleh sutradara yang puinya visi “unik”, dengan premis cerita yang ganjil. Coba pikirkan sejenak premis film ini: Joel (Jim Carrey) ingin menghapus kenangan atas kekasihnya, Clementine (Kate Winslet), tapi terhambat. Apa yang menghambat keinginan Joel? Ia ternyata masih mencintai Clem.
Pertama-tama, penghapusan kenangan itu, dalam film ini, memang harfiah. Ada sebuah perusahaan yang memiliki teknologi (yang tak dijelaskan dengan detail selayaknya science fiction) untuk menghapus kenangan tertentu. Anda sakit hati oleh orang yang pernah Anda cintai? Silakan datang ke Lacuna Inc., dan Anda bisa menghapus mantan kekasih Anda itu dari benak Anda.
Keganjilan berikutnya, perhatikan betapa justru cinta yang jadi penghambat keinginan Joel dalam premis tersebut. Kita, penonton, berharap agar sang hambatan justru berhasil, dan keinginan Joel menghapus Clem dari benaknya akan gagal. Dan, cukup tak lazim, toh akhirnya cinta gagal menghambat penghapusan kenangan itu. Atau, benarkah demikian? Tidakkah tersembunyi sebuah, katakanlah, “subpremis” dalam kisah ini: bahwa “sebetulnya” Joel dan Clem saling cinta, saling menginginkan, tapi terhambat teknologi yang memungkinkan mereka saling menghapus ketika mereka terluka dalam cinta mereka?
Dengan kata lain, film ini memang gombal. Ia masih percaya cinta romantis, dan masih penuh harapan pada kemampuan manusia untuk mencintai. Memang gombal, tapi cara menyampaikan gombal itu yang luar biasa. Baik dari segi bagaimana Charles Kaufman menyusun jalan ceritanya, juga dialog-dialognya; maupun dari segi penuturan visualnya.
Untuk soal kedua, Michael Gondry adalah orang yang tepat untuk memfilmkan kisah ganjil ini. Ia menguasai khasanah visual medium film dengan baik: ia pembuat video klip yang amat tajam (cutting edge), akrab dengan animasi, punya kepekaan fotografis yang tinggi, dan berani memasuki seluk paling aneh imajinasi manusia. Ini kapasitas yang cocok untuk cerita-cerita nyentrik dari Charles Kaufman (yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya nyentrik seperti Being John Malkovich, Adaptation, dan Confession of a Dangerous Mind).
Karena banyak siasat visual yang cerdas diperlukan oleh cerita ini. Harus begitu, jika ingin berhasil menggambarkan secara filmis apa isi benak kita. Di dalam film ini, kita diajak masuk ke dalam kenangan, khayalan, penalaran, dan emosi-emosi tersembunyi Joel. Termasuk, adegan terhapusnya kenangan, dan upaya (nalar) Joel menghindari penghapusan itu.
Di awal prosesi penghapusan itu, film bergerak mundur seperti dalam film Memento (Christoper Nolan) dan Irreversible (Gaspar Nöe). Kemudian, sang alur maju mundur. Dan di dalam alur balau itu, Gondry banyak melontar miscé-en-scene yang bersifat sureal, seperti: orang-orang tanpa wajah, benda dan tubuh-tubuh terpiuh atau berproporsi aneh, dan benda-benda yang menghilang di jalanan. Anehnya, semua keganjilan visual itu sama sekali tak membuat ceritanya kabur dan tak mudah diikuti. Sebaliknya, kisah kasih yang aneh ini sungguh terang dan jernih.
Salah satu yang mengagumkan juga, betapa setiap tokoh dan unsur cerita, pada akhirnya, terstruktur rapi. Tokoh-tokoh sampingan seperti para petugas pengoperasi mesin penghapus kenangan itu, sekretaris Lacuna Inc., dokter penemu alat penghapus kenangan itu, menjalani cerita yang berkembang dramatis juga. Dan pilihan-pilihan yang diambil tokoh-tokoh sampingan itu berpengaruh langsung pada kisah Joel dan Clem.
Perhatikan, misalnya, sekretaris Lacuna Inc., Marry (Kirsten Dunst). Karakter ini kecil, tapi penting. Yang jelas, dari mulutnya lah keluar kutipan puisi Alexander Pope yang mengandung kalimat “eternal sunshine of the spotless mind”. Karakterisasinya mengembang, mengalami hantaman drama yang cukup signifikan, dan langkahnya di bagian akhir film mengancam dengan serius hubungan Joel dan Clem.
Begitu banyak unsur-unsur film berdesakan dalam film ini. Sungguh sebuah keajaiban tersendiri, bahwa film ini masih berhasil menjadi film cinta yang manis.***
Tanpa Ribet dan banyak iklan silahkan klik link dibawah untuk memulai download
Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Lagu Lainnya...
Anda Disini > Home >
Film Drama
> Download Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind