Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Nonton Film
Film adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi saya. Sama dengan naik gunung, pergi ke pantai, membaca buku, atau bahkan main bola.
Dan sepanjang hidup saya, ada beberapa film yang pernah saya tonton dan saya nominasikan sebagai film-film yang paling berpengaruh dalam hidup. Selain berpengaruh, film-film itu sekaligus sangat berkesan dan pada beberapa kasus menjadi inspirasi saya dalam menulis.
Dan inilah dia 10 film [luar negeri] yang menjadi inspirasi dalam hidup saya [disusun secara random] :
1. Life Is Beautiful (La Vita è Bella)
Film yang disutradarai oleh Roberto Benigni ini bercerita tentang kisah satu keluarga yang mengalami penderitaan selama kekuasaan NAZI pada Perang Dunia II. Guido Orefice (Roberto Benigni) beserta istrinya, Dora (Nicoletta Braschi) dan anaknya, Giosue (Giorgio Cantarini) dimasukkan ke kamp konsentrasi oleh NAZI dan mengalami berbagai kesulitan selama berada disana.
Disitulah perjuangan itu dimulai. Bagi Guido, walaupun berada dalam kamp konsentrasi dan mengalami penderitaan fisik dan mental, hal yang selalu diingat dan dilakukannya adalah : mengganggap bahwa hidup itu indah. Dengan segala cara dia membuat agar anaknya bisa bahagia dan merasakan keindahan hidup itu sendiri.
Film ini mendapat Oscar di tahun 1998 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Best Foreign Language).
This is the sacrifice my father made for me.
(Giosue Orefice)
2. The Godfather Trilogy
Trilogi Godfather adalah film yang sangat berkesan bagi saya. Mengisahkan keluarga (klan) Corleone dari sang Bapak (Don Vito Corleone) sampai ke anaknya Michael Corleone. Kisah keluarga mafia imigran Italia di New York yang membangun bisnisnya dari kecil sampai menjadi imperium bisnis yang sangat besar. Penuh dengan kisah perjuangan, kisah cinta, tipu muslihat, konspirasi, dan juga kecintaan kepada keluarga.
Disutradarai oleh Francis Ford Copolla dan dibintangi oleh antara lain Marlon Brando (Don Vito Corleone), Al Pacino (Michael Corleone), Robert Duvall (Tom Hagen), Diane keaton (Kay Adams), James Caan (Santino Corleone), John Cazale (Fredo Corleone), dan Richard Bright (Al Neri).
My father made him an offer he couldn’t refuse.
(Michael Corleone)
3. The Insider
Film ini mengajarkan tentang arti sebuah profesionalitas dan pengungkapan kebenaran bagi diri saya. The Insider bercerita tentang Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe) yang dipecat dari perusahaan rokok Brown & Williamson karena tidak menyetujui kebijakan perusahaan. Wigand memiliki informasi berharga tentang kebijakan perusahaan rokok itu yang dinilainya merugikan publik, namun dia terikat pada Confidential Agreement.
Lowell Bergman (Al Pacino), seorang produser acara 60 Minutes di CBS, menyarankan Dr. Wigand untuk mengungkapkan informasi itu dalam acara 60 Minutes di CBS. Disinilah “pertempuran” dimulai. Setalah informasi itu berhasil ditayangkan, Bergman memilih mundur dari CBS dengan alasan tidak ingin kasus serupa terjadi. Pelajaran yang sangat berharga bahwa kerahasiaan identitas informan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dunia pers.
Film yang disutradarai oleh Michael Mann ini menjadi nominasi Oscar pada tahun 1999, namun dikalahkan oleh film American Beauty.
And I don’t like paranoid accusations ! I’m a journalist. Think. Use your head. How do I operate as a journalist by screwing the people who could provide me with information before they provided me with it ?
(Lowell Bergman)
4. The Green Mile
Anda percaya pada keajaiban dan kebaikan hati ? Saya sarankan anda menonton film ini.
Film ini berkisah tentang kehidupan di penjara Death Row (istilah untuk penjara bagi terpidana mati). Paul Edgecomb (Tom Hanks), Brutus Howel (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper), Harry Terwilligger (Jeffey DeMunn), dan Percy Wetmore (Doug Hutchison) adalah sipir yang bertugas di penjara itu.
Suatu waktu mereka kedatangan seorang penghuni yang bertubuh raksasa, berwajah sangar, tetapi baik hati dan mempunyai kemampuan supranatural, John Cofey (Michael C. Duncan) yang dihukum mati karena dituduh membunuh 2 anak kecil. Kejahatan yang tidak dilakukannya. Drama dimulai ketika Cofey menjadi penghuni Death Row sampai saat dia dihukum mati di kursi listrik.
Film yang diangkat dari novel Stephen King dengan judul yang sama ini disutradarai oleh Frank Darabont dan menjadi nominasi film terbaik Oscar tahun 1999.
When I die and I stand before God awaiting judgment and he asks me why I let one of HIS miracles die, what am I gonna say, that it was my job?
(Paul Edgecomb)
5. Apocalypse Now
Inilah film yang menurut saya menggambarkan dengan sangat jelas dan gamblang segala kekejaman, ketakutan, mimpi buruk, konflik psikologis, dan kegilaan akibat perang.
Berlatar belakang perang Vietnam, film ini berkisah tentang kekejaman dan kegilaan yang terjadi selama perang itu. Inti dari film ini adalah ketika Capt. Benjamin L. Willard (Martin Sheen) ditugaskan untuk menggantikan dan “menghabisi” Komandan Pasukan Khusus USA, Col. Walter E. Kurtz (Marlon Brando) yang dituduh telah “gila”.
Inilah film perang terbaik menurut saya yang sangat jelas menggambarkan “kehidupan di dunia perang”. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola ini bahkan melebihi konflik dalam perang yang ada di film perang lainnya seperti Platoon, Saving Private Ryan, atau The Thin Red Line.
I was going to the worst place in the world, and I didn’t even know it yet. Weeks away and hundreds of miles up a river that snaked through the war like a main circuit cable plugged straight into Kurtz
(Capt. Benjamin Willard)
6. The Silence of The Lambs
Film inilah yang salah satunya mengilhami saya untuk memilih psikologi (dan ternyata bayangannya sungguh jauh berbeda). Sebuah film yang bertema suspense, psychological thriller, dan serial killer.
Film ini bercerita tentang seorang trainee FBI, Clarice Starling (Jodie Foster) yang ditugaskan mewawancarai Dr. Hannibal Lecter, seorang psikiater dan juga pembunuh berantai kanibal yang sedang dipenjara. Tugas itu demi mengungkap kasus pembunuhan berantai lain yang dilakukan oleh Buffalo Bill. Lecter dipandang mengetahui keberadaan Buffalo Bill ini.
Interaksi dan percakapan antara Starling dan Lecter yang menjadi salah satu kekuatan film ini. Dari interaksi itulah timbul semacam “keterikatan batin” antara mereka berdua. Starling mengagumi Lecter di bawah sadarnya, begitu juga sebaliknya.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar untuk film terbaik di tahun 1991. Jodie Foster dan Anthony Hopkins juga mendapat Oscar untuk Aktor/Aktris terbaik.
You still wake up sometimes, don’t you, wake up in the dark, and hear the screaming of the lambs ?
(Hannibal Lecter)
7. The Shawshank Redemption
Inilah film tentang kisah luar biasa di dalam penjara. Banyak sekali kalimat-kalimat indah yang membuat kita tergugah akan kehidupan.
Film ini berlatar tahun 1940-an di penjara [fiksi] Shawshank State Prison. Bercerita tentang kehidupan Andi Dufresne (Tim Robbins) yang dipenjara karena dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Di penjara dia bertemu dan bersahabat dengan Elys Boyd Redding (Morgan Freeman), seorang narapidana disana. 20 tahun kehidupan di penjara dan perjuangannya untuk mencapai keadilan.
Film ini sendiri banyak dipuji oleh kritikus film sebagai film terbaik di masanya, meskipun dalam soal ketenaran (box office) film ini termasuk biasa-biasa saja. Mendapat nominasi Oscar di tahun 1994 tetapi takluk oleh film Forrest Gump.
Hope ? Let me tell you something, my friend. Hope is a dangerous thing. Hope can drive a man insane. It’s got no use on the inside. You’d better get used to that idea.Apakah “hope” adalah sesuatu yang sia-sia di dalam penjara ?
(Elys Boyd “Red”)
8. Philadelphia
Film luar biasa tentang prasangka dan diskriminasi pasien HIV/AIDS dan perjuangan menggapai keadilan bagi penderita HIV/AIDS. Sebuah film yang menyadarkan kita akan bahaya HIV/AIDS dan segala macam stigma yang melekat pada diri penderitanya.
Film ini berkisah tentang Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukum karena pandangan diskriminasi oleh atasannya. Andrew adalah seorang gay dan juga penderita HIV/AIDS. Dia berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi penderita HIV/AIDS yang pada saat itu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Dibantu oleh pengacara Joe Miller (Denzel Washington), keduanya menggapai keadilan bagi hak-hak penderita HIV/AIDS.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Demme ini mendapat Oscar di tahun 1993.
Judge Garrett : In this courtroom, Mr.Miller, justice is blind to matters of race, creed, color, religion, and sexual orientation.
Joe Miller : With all due respect, your honor, we don’t live in this courtroom, do we?
9. Hotel Rwanda
Inilah film yang menggambarkan bentrok antar etnis di Rwanda (antara etnis Hutu dan Tutsi). Sebenarnya saya lebih menominasikan film Schindler’s List dan Crash tapi akhirnya lebih memilih Hotel Rwanda sebagai gambaran yang lebih nyata. Juga karena film ini tidak terlalu terkenal.
Ceritanya adalah kisah perjuangan Paul Rusesabagina (Don Cheadle), manajer hotel des Mille Collines di Kigali, yang menyelamatkan 1000-an nyawa dalam konflik genocide di Rwanda. Dia menggunakan pengaruhnya sebagai manajer hotel terbesar di Rwanda, etnis Hutu-nya, dan pertemanannya dengan beberapa tokoh etnis Hutu dalam menolong orang-orang [termasuk istrinya yang berasal dari suku Tutsi] Tutsi yang menjadi korban genocide.
Film yang disutradarai oleh Terry George ini tidak mendapatkan Oscar.
Politics is power, Paul. Hutu power.
(George Rutaganda)
10. A Beautiful Mind
Sebuah film yang bercerita tentang perjuangan luar biasa seorang penerima Nobel Ekonomi, John Forbes Nash (Russel Crowe) yang menderita gangguan Schizoprenia paranoid. Dukungan keluarga [terutama istrinya], sahabat-sahabatnya, sejawatnya di kampus, membuat John Nash bisa “berdamai” dengan halusinasi dan delusi yang menjadi simptom utama schizoprenia.
Film ini luar biasa dari segi penceritaannya. Juga menampilkan kejeniusan Nash yang diatas rata-rata, halusinasi dan delusi yang terus menghantuinya, pengobatan schizoprenia yang saat itu masih menggunakan insulin shock-therapy, dukungan istri dan rekan-rekannya dalam karirnya di Princeton University, dan masih banyak lagi. Temanya memang sangat psikologis.
Film yang disutradarai oleh Ron Howard dan dibintangi antara lain oleh Jennifer Connely (Alicia Nash), Paul Bettany (Charles Herman), Ed Harris (William Parcher), dan Adam Goldberg (Sol) ini mendapat Oscar di tahun 2001.
Perhaps it is good to have a beautiful mind, but an even greater gift is to discover a beautiful heart.
(John F. Nash)
*****************
Sebenarnya masih banyak film-film yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ambil contoh Forrest Gump dan Trilogy The Lord of the Ring, tetapi kedua film itu diangkat dari novel yang sudah saya baca sebelumnya. Sehingga bagi saya, novel itulah yang menjadi inspirasi sementara film hanya memvisualisasi saja.
Bagaimana dengan anda, apakah ada film yang berkesan bagi anda ?
Lagu Lainnya...
Anda Disini > Home >
Berita Film
> 10 Film Yang Dapat Memotivasi & Inspirasi Hidup Anda