Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Inspirative Movie. Film berjudul YES MAN yang siap beredar reguler now playing di awal tahun 2009 ini, baguss... :) Bagusnya dalam hal: lucu tapi inspiratif; Film ini jadi menghibur, menarik, meaningful dan useful :)
Yes Man
Film ini menceritakan tentang perubahan hidup pada tokoh Carl yang diperankan oleh Jim Carrey. Semula, Carl adalah orang yang punya kecenderungan menghindari komitmen dan keterikatan atau beban dari orang lain, dengan terbiasa mengatakan "tidak" pada apa pun ajakan atau kontak dari orang lain.
Di bagian awal film digambarkan bagaimana Carl selalu enggan menjawab panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Carl juga selalu siap dengan jawaban "tidak ah", "segan ah", "aku gak bisa", dengan segala dalihnya.
Secara kebetulan, lebih tepat kalau dibilang secara terpaksa, karena awalnya sekedar menyenangkan satu teman baiknya, Carl menghadiri suatu seminar tentang motivasi, yang bertopik "Yes Man" dengan inti pesan: katakan Ya pada hidup, katakan Ya pada apa pun. Jangan katakan Tidak. Jangan menolak kehidupan dengan mengatakan Tidak, tapi terimalah kehidupan dengan mengatakan Ya! Ya! dan Ya!
Karena pressure dari acara itu, Carl terlanjur membuat suatu "kontrak" yang harus ia penuhi, dengan cara mengatakan Ya pada apa pun; dengan kata lain, menjadi Manusia Ya (Yes Man).
Cerita pun bergulir, dengan Carl menjawab Ya pada semua hal yang menghampirinya. Mulai dari ya untuk memberikan tumpangan pada seorang tuna wisma; lalu mengiyakan ketika tuna wisma itu meminta untuk meminjam handphone Carl, bahkan hingga tuna wisma itu menghabiskan batere HP Carl. Hal-hal yang pada waktu sebelumnya, pasti dengan cepat akan dijawab oleh Carl "No Way". Tapi sejak terikat kontrak di seminar itu, Carl mencoba komit memenuhi janji pada dirinya sendiri untuk menjadi Yes Man.
Then, semua hal yang datang pada Carl, ia iyakan. Mulai dari tawaran kursus bahasa asing (bahasa korea:), undangan untuk menonton musik yang jenis musiknya ia tidak tahu, tawaran kursus menerbangkan pesawat, permintaan donasi, dan sebagainya. Termasuk pula, semua aplikasi permohonan kredit bank di mana Carl bekerja menangani credit approvement di bank tempat ia bekerja, semua aplikasi itu ia setujui. :)
.
Yes Man, Positive Life
Singkat kata, tips untuk mengatakan Ya pada kehidupan, di film ini digambarkan memang membuahkan kebaikan. Carl mendapati bahwa hidupnya jadi penuh dengan buah-buah kebaikan.
.
Dari mengiyakan undangan nonton musik yang ia sebetulnya tidak berminat, di acara itu ia berjumpa dan berkenalan dengan gadis vokalis band, yang kemudian menjadi date & partner nya.
Dari mengiyakan semua aplikasi permohonan kredit di bank nya, Carl mendapatkan apresiasi bagus dari atasannya, sehingga ia mendapatkan promosi naik jabatan. Dari situ pula, ketika suatu saat Carl membutuhkan pertolongan, ada banyak orang yang dengan sedia menolong Carl, mereka itu adalah para nasabah bank, yang aplikasi kreditnya di-approved oleh Carl :)
Tapi lalu Carl "terkena batu" nya juga. Si gadis yang jadi date-nya, dan yang kemudian mereka saling jatuh cinta, lalu mendapati bahwa Carl memang selalu menjawab iya pada segala hal, walaupun ia tidak suka atau tidak berminat, atau tidak mau. Si gadis itu menjadi kecewa, karena ia merasa tertipu, ia jadi meragukan cinta Carl, karena Carl dilihatnya hanya sekedar mengiyakan hal apa pun, termasuk ajakan komitmen antara mereka. Si gadis itu (sori lupa nama tokohnya di film ini :) jadi tahu, bahwa Carl tempo hari itu memang bukannya datang ke pertunjukkan musiknya karena tertarik dengan musiknya, tapi karena sekedar sudah kontrak to say yes to everything.
Tapi kemudian, ending film Holywood tentunya selalu happy ending.... Ikuti sendiri ya ending nya di film ini :) :) Kalau saya ceritakan semua, nanti jadi gak seru lagi :) :)
.
Say Yes, Say No ?
Film ini menjadi menarik, karena selain adegan lucu yang menghibur, film ini memberikan moral story yang meaningful dan useful.
Jaman sekarang ini, kita sehari-hari, sudah terbiasa dengan otomatisnya, untuk mengatakan tidak, dan menghindari dari hal-hal eksternal yang kita pikir akan memberatkan kita, kalau kita iyakan.
Ketika kita diminta untuk melakukan tugas tambahan di luar tugas kita di kantor, kita otomatis bilang "Tidak, itu bukan tugas saya". Ketika pengurus RT atau Gereja atau lingkungan sosial lainnya, minta suatu partisipasi kita, dengan cepat kita memberi jawaban, "maaf saya tidak ada waktu", setiap kali ada orang di jalan minta tolong sesuatu pada kita, dengan cepat dan merasa wajar, kita terbiasa bilang "maaf" (yang artinya: tidak, saya tidak bisa/mau bantu anda); ketika teman atau keluarga mengundang kita untuk ikut join suatu acara, kita dengan cepat menemukan dan memberikan alasan tidak bisa datang.
Di Psikologi, hal-hal tersebut (No Man), dalam banyak hal akhirnya memang menjadikan manusia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidup. Di psikologi, dikatakan bahwa hal-hal premature No itu menjadi semacam "self-sabotage" bagi kehidupan seseorang. Orang itu menciptakan kegagalannya sendiri, atau orang itu menyia-nyiakan kesempatan karena terlalu cepat mengatakan "tidak".
Dengan tips habitus "Yes Man", mengatakan ya-ya-ya pada kehidupan, maka hidup seseorang menjadi lebih positif, lebih terbuka terhadap peluang-peluang. Hidup adalah peluang, kata suatu kutipan kebijakan lama.
From Psychology Therapy on Stress Management: Katakan Tidak
Buat saya, yang beberapa tahun lalu ada satu mata kuliah ketika kuliah Psikologi, yaitu kuliah Stress Management, film ini jadi menarik. Di kuliah Stress Management, ada satu terapi tentang bagaimana kita mengatakan Tidak. Namun di film ini, sebaliknya, terapinya adalah, bagaimana kita selalu dapat mengatakan Ya.
Di konteks stress management, "Katakan Tidak" muncul karena kecenderungan orang yang tidak dapat mengatakan tidak, yang tidak dapat menolak suatu permintaan dari orang lain pada dirinya, walaupun ia tidak bisa memenuhinya. Orang menjadi tidak bisa menolak. Dampak negatifnya adalah orang jadi terbebani dengan janji dan komitmen di sana sini, hingga akhirnya orang itu menjadi stress sendiri karena tidak dapat memenuhi komitmen, yang sebelumnya sudah ia katakan ya, karena ia tidak berani, tidak mampu, tidak sanggup, tidak tega untuk mengatakan tidak.
Say Yes, and see what others will bring/give to you
Film Yes Man ini, memberikan moral story tentang katakan Ya, pada apa yang kehidupan minta dari kita. Apa yang kehidupan minta dari kita, pada saat yang sama berarti adalah apa yang kehidupan tawarkan dan akan berikan pada kita. Say Yes to open the door and see what the life bring/give to you when the door was opened.
Tapi, katakan Tidak, juga penting di saat-saat tertentu.Intinya, kita katakan Ya, untuk memberikan dan membuka kesempatan. Kita katakan Tidak, untuk hal-hal yang kita tahu batasnya, untuk hal-hal yang kita tahu baik buruknya. Katakan ya, kalau kita memang ingin. Katakan tidak, kalau kita memang tidak ingin.
Tapi untuk segala sesuatu yang tidak merugikan, yang buat kita nothing to loose, why don't we say Yes? Di saat buat kita mengiyakan sesuatu itu nothing to loose, di saat yang sama buat orang lain, bisa jadi itu adalah sesuatu yang amat berarti dan bermanfaat.
Klik link dibawah untuk memulai proses download
.
So, sudahkan Anda mantap, kapan mengatakan Ya, kapan mengatakan Tidak ? :) :)
Life time is learning time, also.
*******
Taman Anggrek XXI. Sat. Jan 03, 2009. 23.00. Special Thanks for R-10.
-----------------
Pictures were taken from :
Pictures were taken from :
(2) private pictures by AWK (2009)
Lagu Lainnya...
Anda Disini > Home >
Film Motivasi
> Download FIlm Yes Man