Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Sekuel kedua Batman milik Tim Burton. Ketika Saya mendengar bahwa banyak yang tidak suka melihat Batman Returns telah melewati batas kelam, akan ada pergantian. Pertama tentu pergantian sutradara. Burton hanya duduk di kursi produser saja. Untuk posisi sutradara, dipanggil seniornya, Joel Schumacer. Ini tentu menimbulkan banyak sekali perubahan. Pertama tone filmnya. Kedua peran Batman yang diganti oleh Val Kilmer. Ketiga theme song dari Danny Elfman yang diganti—sayang sekali, untungnya theme song yang baru tetap bagus menciptakan mood Batman. Keempat, tokoh Harvey Dent sekarang menjadi kaukasia. Kelima adalah akhirnya muncul tokoh Robin.
Peran Batman dan Bruce Wayne (Val Kilmer) sekarang menjadi lebih besar akibat munculnya dokter kejiwaan super cantik, Dr. Chase Meridian (Nicole Kidman). Setengah wajah Harvey Dent (Tommy Lee Jones) sudah menjadi jelek dan disebut Two Face. Two Face berencana untuk memperkaya dirinya dan membunuh Batman yang dianggap telah membuat wajahnya rusak setengah—walaupun sebenarnya waktu itu Batman sudah menyelamatkan setengah wajahnya. Edward Nygma (Jim Carrey) adalah ilmuwan aneh ambisius yang begitu terobsesi dengan Bruce Wayne. Ketika alat manipulasi otak hasil penemuannya ditolak oleh Bruce, Nygma semakin gila dan menjadi sosok penjahat penuh teka-teki, The Riddler. Two Face dan The Riddler bekerja sama karena memiliki dendam pada orang yang sama: Batman dan Bruce Wayne. Dan Bruce Wayne sendiri memiliki seorang kekasih baru, sang dokter, dan mitra baru, pemain sirkus Dick Grayson (Chris O’Donnell) yang ingin membalaskan dendam pada Two Face yang telah membunuh keluarganya.
Perubahan yang dilakukan Joel Schumacer membuat perubahan hasil Box Office yang semakin membaik. Banyak orang menyukai perubahan ini. Tapi Saya lebih suka tone khas Burton—dia pria yang paling cocok menangani aksi gelap-terang sejenis. Filmnya menjadi cerah, penuh warna-warni. Terkesan lebih kartunis. Kesan kartunis itu juga merembes pada tokoh-tokoh antagonisnya. Schumacer mengubah dasar Batman milik Burton yang telah dikenal luas. Dia melakukan perubahan untuk mendekati jenis film pop corn. Intinya, dua film Batman Schumacer, Batman Forever dan sekuel busuknya, Batman and Robin, tampak hanya seperti barang dagangan saja.
Kegagalan utama film ini sudah terlihat di awal film. Dengan begitu saja Two Face langsung menjalankan aksi kriminalnya untuk memancing Batman. Apa yang Saya sukai dari dua film sebelumnya adalah pendekatan psikologis mengenai penjahatnya. Paling tidak, Saya tahu benar mengapa mereka membuat kekacauan dan mengapa Batman harus melawan mereka. Sekilas diperlihatkan dalam acara TV bagaimana Harvey Dent masih terlihat normal dan bekerja untuk badan jaksa wilayah. Tiba-tiba mukanya disiram cairan kimia oleh seorang mafia. Itu saja belum memuaskan Saya untuk mengetahui mengapa Harvey Dent menjadi begitu maniak—sampai keadilan hidupnya hanya bergantung pada koin saja.
Saya tidak mengharapkan sebuah film full aksi seperti ini. Seandainya benar full aksi, pertempuran finalnya penuh efek tapi tidak penuh aksi, tuh. Penjahat-penjahatnya sama sekali tidak tangguh, kan? Harvey Dent sudah tua. The Riddler terlalu kerempeng. Aktor yang Saya sukai, Tommy Lee Jones, mau saja mengambil peran ini. Dia memang bisa membuat sebuah tokoh yang kartunis seperti tuntunan revolusi. Penampilannya menantang, hanya tokohnya saja terlalu rendah untuk aktor sekaliber Tommy Lee Jones.
Penjahat utamanya adalah sosok jenius gila Edward Nygma. Asal usul The Riddler lebih jelas dan sifat komikalnya juga mempengaruhi Two-Face menjadi badut. Khusus untuk ini, Saya tidak pernah berpikir bahwa orang lain akan bisa bermain selepas Jim Carrey dalam film ini. Carrey adalah pria bermuka karet. Komedian slapstick paling bersinar generasi ini. Dengan kata lain, castnya begitu tepat. Tapi kostumnya tidak tepat. Ayolah, ada tempat puting pada kostum Batman?
Wajah Val Kilmer cocok menjadi playboy. Sekarang, kita baru mendapat petunjuk bahwa Bruce Wayne adalah seorang playboy. Pertama, kita diberitahu hanya dengan Vicki Vale (dulu diperankan Kim Basinger) lah Bruce membina hubungan serius. Kedua, sama seperti James Bond, tokoh wanitanya berganti-ganti setiap filmnya—dalam sekualnya, pacar Wayne akan berbeda lagi. Dr. Chase Meridian bukan Batman Girl nomer satu Saya—tetap Catwoman jika dia bisa dimasukkan ke dalam kategori. Penggambaran Bruce Wayne versi Kilmer menjadi berbeda dari Michael Keaton. Dia dingin, tidak ling lung lagi.
Nicole Kidman sendiri begitu panasnya di sini. Saya suka tokohnya yang begitu menggoda—seperti seorang dokter kejiwaan yang mempunyai fantasi seks terhadap pria berkostum kelelawar. Seperti dalam film To Die For yang dirilis pada tahun yang sama.
Sering kali Dr. Meridian mengucapkan kalimat-kalimat yang menantang Bruce atau Batman secara seksual. Dia pernah memanggil Batman karena hanya ingin bertemu saja. Dan dia pernah mengundang Batman untuk ke rumahnya tengah malam dan menyambutnya dengan posisi siap tempur. What a bitch.
Sudah dibuatkan keadaan dimana Batman harus menerima seorang mitra kerja. Walaupun sekarang hanya memiliki musuh yang ingin memperkaya diri dan ilmu pengetahuannya lewat TV tiga dimensinya. Riddle me this, riddle me that, who’s afraid of the big, black bat now?
Sinopsis Oleh Erdiawan Putra
Bagi yg masih ingin nonton kembali filmnya,cukup klik link dibawah ini
Download Film Batman Forever
Lagu Lainnya...
Anda Disini > Home >
Film Superhero
> Download FIlm Batman Forever